Muhammad bin al-Hanafiyyah adalah putra Ali Kalifah Keempat,yang meninggal kira-kira 700 Masehi dan akhirnya menjadi tokoh penting kaum Syiah. Di kalangan bangsa Melayu, Muhammad Hanafiyyah mewakili citra perwira Islam yang sempurna sejak pada masa kejayaan kerajaan Pasai dan Melaka. Salah satu episode yang terkenal dari Sejarah Melayu, sejarah Kesultanan Pasee (Hikayat Raja-raja Pasai) dan khususnya kesultanan Melaka, melukiskan suasana tegang di istana ketika menghadapi gempuran besar -besaran oleh Portugis pada tahun 1511. Para bangsawan muda yang ingin dengan gagah-berani menghadapi serangan Portugis itu mengirimkan pesan kepada Sultan, memohon supaya Hikayat Muhammad Hanafiah dibacakan, dengan harapan mereka memperoleh semangat keberanian dari kisah tersebut. Pada periode inilah semangat pejuang Aceh muncul ke tengah medan pertempuran, yang kemudian memproklamirkan kesatuan kesultanan Aceh.
Penelaahan filologis atas ”Hikayat Muhammad Hanafiyah” menjadi menarik karena di samping menjadi salah satu cerita yang sangat populer dalam kesusastraan Melayu, hikayat ini juga merupakan bentuk apresiasi yang tinggi terhadap Nabi Muhammad dan keluarganya. Apresiasi yang tinggi kaum muslim tersebut tidak hanya sebatas pujian-pujian saja, tetapi lebih jauh lagi menjadi budaya yang mewujud dalam beragam tradisi yang memiliki satu tujuan, yaitu penghormatan terhadap Nabi Muhammad dan keluarganya. Salah satu contoh dari mengemukanya tradisi penghormatan atau memperingati perjuangan dan pengorbanan Nabi dan keluarganya adalah tradisi Tabuik di Pariaman dan Taboot di Bengkulu.
Hikayat yang fenomenal in mendapat perhatian dari berbagai peneliti (research),
Penelaahan filologis atas ”Hikayat Muhammad Hanafiyah” menjadi menarik karena di samping menjadi salah satu cerita yang sangat populer dalam kesusastraan Melayu, hikayat ini juga merupakan bentuk apresiasi yang tinggi terhadap Nabi Muhammad dan keluarganya. Apresiasi yang tinggi kaum muslim tersebut tidak hanya sebatas pujian-pujian saja, tetapi lebih jauh lagi menjadi budaya yang mewujud dalam beragam tradisi yang memiliki satu tujuan, yaitu penghormatan terhadap Nabi Muhammad dan keluarganya. Salah satu contoh dari mengemukanya tradisi penghormatan atau memperingati perjuangan dan pengorbanan Nabi dan keluarganya adalah tradisi Tabuik di Pariaman dan Taboot di Bengkulu.
Hikayat yang fenomenal in mendapat perhatian dari berbagai peneliti (research),