Mendengar pengarahan tutor dari Jepang saat restorasi naskah tahun 2011 di Museum Aceh |
Di wilayah ini banyak ditemukan skriptorium sebagai pusat kecendekiaan orang-orang Sumatera ratusan tahun yang lalu. Naskah yang ditulis di Aceh juga banyak ditemukan di Sumatera Barat. Selain sudah banyak yang sudah menyeberang ke berbagai penjuru dunia, ribuan naskah kuno masih tersebar di tangan masyarakat di Pulau Andalas ini. Selain itu, dalam jumlah yang jauh lebih kecil naskah kuno di wilayah tersebut juga tersimpan di berbagai perpustakaan dan museum di masing-masing provinsi.
Sebagai warisan budaya tertulis, naskah-naskah kuno merupakan khazanah budaya yang penting baik secara akademis maupun sosial budaya. Secara akademis melalui naskah-naskah itu dapat diungkap nilai-nilai yang relevan dengan kehidupan sekarang, serta pengembangan keilmuan kekinian. Secara sosial budaya, naskah-naskah itu merupakan identitas, kebanggaan dan warisan yang berharga. Naskah merupakan hasil kegiatan intelektual dalam masyarakat tradisional bertaraf international genius.
Sayangnya, kondisi ribuan naskah kuno yang masih tersebar di tangan masyarakat itu sudah banyak yang rusak atau mendekati kerusakan. Banyak faktor yang menyebabkan kerusakan itu terjadi, terutama faktor sikap pemilik naskah, umur naskah, cuaca dan bencana alam. Faktor lain yang juga sangat mengancam keberadaan naskah-naskah kuno itu adalah adanya praktik perdagangan naskah.
Ribuan naskah kuno yang mengandung teks yang beragam, seperti keagamaan, kesejarahan, kesenian, kesusasteraan, politik, hukum, adat istiadat, folklor, dan hikayat. Kondisi tersebut diperparah dengan kebiasaan para peneliti naskah kuno di Indonesia yang sampai saat ini masih banyak yang lebih mementingkan kajian teks atau isinya. Persoalan yang berkaitan dengan preservasi dan konservasi naskah kuno lebih sering terabaikan. Padahal pelestarian fisik sama pentingnya dengan kajian kandungan isi teks naskah.